“Tujuanku mengirim selebaran-selebaran dan pengumuman ke Amerika dan Eropa, adalah karena aku harus membimbing mereka kepada Tuhan yang telah aku lihat sendiri. Aku tidak ingin menunjukkan kepada mereka Tuhan dalam bentuk dongeng-dongeng.
Aku ingin memperkenalkan diriku kepada mereka sebagai saksi keberadaan Tuhan. Itu adalah hal yang langsung dan sederhana. Siapapun yang bergerak menuju Tuhan, akan mendapati Tuhan bergerak menuju dia dengan kecepatan yang lebih cepat daripada dia sendiri.
Kami mendapati bahwa jika seseorang disebutkan baik dalam buku orang yang terhormat, dia juga akan dihormati orang. Apakah kalian kira orang yang memperoleh kedekatan kepada Tuhan tidak ada artinya dibandingkan tanda-tanda yang menjelmakan kebesaran dan kekuatan tak terbatas dari Tuhan?
Kalian harus ingat, bahwa kecemburuan (gairat) Tuhan tidak membiarkan orang seperti itu ditinggalkan, dipermalukan dan dilindas. Tidak, hal itu tidak dapat terjadi. Sebab sebagaimana Tuhan itu Esa, tanpa sekutu, Dia juga suka menjadikan hamba-hamba-Nya menjadi yang terpilih dan berbeda serta tanpa tandingan.
Orang semacam itu diserang dari semua arah. Orang yang menyerang -- [karena] tidak mengetahui kekuatan [orang yang diserangnya] -- menyangka bahwa dia akan menghabisinya. Tetapi akhirnya dia menyadari kenyataan bahwa orang ini yang tidak terluka, di luar kekuatan manusia dan sumbernya ada di tempat lain. Jika dia mengetahui hal ini sebelumnya, dia tidak akan pernah menyerangnya.
Dengan demikian, orang-orang yang memperoleh kedekatan pada Tuhan -- dan tidak lain melainkan merupakan sebuah tanda dan penjelmaan-Nya – dianggap sebagai sasaran yang mudah. Orang yang menentangnya merencanakan dan berusaha sekuat tenaganya, tetapi mereka dilindungi dari semua serangan itu dan mereka keluar dari pertarungan dengan selamat dan sejahtera serta dengan penghormatan dan kemenangan yang besar. Inilah yang mengejutkan kebanyakan musuh.”
(Malfuzhāt, jld. I, hlm. 307).
0 komentar:
Post a Comment