Ahmadiyya Priangan Timur

.

Tuesday, 24 February 2015

DOA NABI SETIAP SAAT

Nabi setiap saat berkata-kata dengan Allah Ta’ala, dan nabi senantiasa memanjatkan doa ini, yakni, “Ya Allah, aku cinta kepada Engkau, dan hanya keridhaan Engkau-lah yang aku cari. Limpahkanlah karunia kepadaku sedemikian rupa, sehingga aku dapat mencapai tahap yang merupakan tahap keridhaan Engkau. Berikanlah taufik kepadaku untuk berbuat amal-amal yang disukai (diridhai) pada pandangan Engkau. Bukakanlah mata dunia, supaya mereka mengenali Engkau dan menjatuhkan diri di hadapan singgasana Engkau”.

Inilah pemikiran-pemikiran [nabi] itu, dan inilah keinginan-keinginannya. Dan dia begitu lenyap dan fana (larut) di dalam hal itu, sehingga orang lain tidak dapat mengenalinya. Nabi mempertahankan rangkaian kondisi itu dengan penuh kelezatan. Kemudian di situ dia mencapai suatu tahap dimana kalbunya menjadi cair dan ruhnya mengalir.

Dia dengan sepenuh kekuatan dan tenaga menjatuhkan diri di hadapan singgasana Ilahi, dan meneriakkan "Anta Rabbii, Anta Rabbii – [Engkaulah Tuhan-ku, Engkau Tuhan-ku).” Maka karunia dan kasih-sayang Allah Ta’ala bergejolak, dan Dia berbicara dengan nabi itu serta memberi jawaban kepada nabi itu melalui Kalam-Nya. Ini adalah suatu rangkaian [percakapan] yang begitu nikmat, sehingga tidak setiap orang dapat memahaminya, dan kenikmatan ini sedemikian rupa sehingga kata-kata tidak mampu menjelaskannya.

Jadi, nabi itu berkali-kali mengetuk pintu Allah seperti orang yang haus meminta-minta minum. Dan di sang dia menemukan kenyamanan serta ketenteraman bagi dirinya. Dia berada di dunia, tetapi dia terpisah dari dunia. Dia tidak menginginkan benda apa pun di dunia, tetapi dunia menjadi khadimnya (pengkhidmatnya), dan Allah Ta’’ala membawakan dunia di hadapan kakinya [siap untuk mengkhidmati]” 
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 360-361)

0 komentar:

Post a Comment