Ahmadiyya Priangan Timur

.

Saturday, 14 February 2015

GANJARAN AMAL PERBUATAN

”Hal yang sebenarnya adalah, bahwa dampak dari amal-amal buruk adalah amal buruk. Bagi agama Islam terdapat hukum kudrat Allah Ta'ala, bahwa dari sebuah kebaikan akan lahir kebaikan lainnya. Aku teringat, aku telah membaca di dalam di dalam buku Tadzkiratul Awliyā, bahwa ada seorang penyembah api yang tua berusia 90 tahun. Kebetulan terjadi hujan lebat, maka dalam hujan lebat itu dia mmeberi makan burung-burung di loteng rumah.

Ada seorang tua berkata di dekatnya, “Hai orang tua, apa yang engkau lakukan?” Ia menjawab, “Wahai Saudara, hujan terus menerus turun selama enam-tujuh hari ini. Saya sedang membari makan burung-burung.” Orang tua itu berkata, “Engkau melakukan pekerjaan yang sia-sia. Engkau adalah seorang kafir, mana pula ada ganjaran bagi engkau?” Orang itu menjawab, “Saya pasti akan mendapatkan ganjarannya”.

Orang tua tadi berkata, “Saya pergi untuk ibadah haji lalu apa yang saya lihat dari jauh? Orang tua itu sedang melakukan thawaf. Melihat hal itu saya menjadi takjub, dan ketika saja maju menghampirinya maka pertama-tama dialah yang berkata, “Apakah saya memberikan makanan kepada burung-burung itu telah sia-sia, ataukah saya telah mendapatkan ganjarannya?”

Ini hendaknya dipikirkan, bahwa ganjaran kebaikan seorang kafir pun tidak disia-siakan oleh Allah Ta’ala, maka apakah Dia akan menyia-nyiakan ganjaran orang-orang Islam? Saya teringat kisah seorang Sahabi, yakni ia berkata, “Ya Rasulullah saw., saya banyak sekali melakukan sedekah pada masa kekafiran saja, apakah saya akan memperoleh ganjarannya?” [Beliau saw. bersabda], “Sedekah-sedekah itulah yang menjadi penyebab engkau menjadi seorang Muslim.” 

(Malfuzhat, jld. I, hlm.74-75).

0 komentar:

Post a Comment