”Persoalannya adalah, keridhaan Allah Ta’ala yang merupakan penyebab timbulnya kebahagiaan hakiki tidak dapat diraih selama belum menanggung penderitaan-penderitaan sementara. Allah tidak dapat ditipu.
Beberkatlah orang-orang yang tidak mempedulikan penderitaan demi untuk meraih keridhaan Ilahi, sebab setelah mengalami penderitaan yang bersifat sementara itulah orang beriman memperoleh cahaya kebahagiaan abadi dan ketentraman yang tetap.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 76).
0 komentar:
Post a Comment