Ahmadiyya Priangan Timur

.

Saturday 14 February 2015

SERANGAN TERHADAP ISLAM

”Pada zaman ini Allah Ta'ala telah memberikan fadhal (karunia) yang besar. Dan dengan menampakkan ghairat-Nya dalam mendukung agama-Nya serta [dalam mendukung] Yang Mulia Nabi Karim saw., Dia telah mengutus seorang manusia yang tengah berkata-kata kepada kalian, supaya dia mengimbau orang-orang kepada cahaya ini.

Jika pada zaman [sekarang] tidak ada kekacauan dan kerusuhan seperti ini, dan tidak ada usaha-usaha seperti yang tengah dilakukan untuk menghapuskan (melupakan) agama maka tidak ada masalah sedikit pun. Akan tetapi kalian menyaksikan bahwa pada setiap penjuru, di kiri dan kanan, segenap umat (kaum) tengah gencar memikirkan untuk menghancurkan Islam.

Saya ingat, dan di dalam Barāhin Ahmadiyah pun telah saya kemukakan, bahwa 60 juta buku telah ditulis dan disusun lalu diterbitkan untuk menentang Islam. Perkara yang mengherankan adalah, bahwa jumlah orang-orang Islam di Hindustan pun adalah 60 juta, dan jumlah buku-buku untuk menentang Islam pun sebanyak itu pula. Kalau pun penambahan-penambahan jumlah yang telah berlangsung melalui karangan-karangan tersebut ditinggalkan, maka tetap saja penentang kita telah memberikan satu buku kepada setiap orang Islam.

Jika seandainya tidak ada gejolak ghairat Allah Ta’ala dan janji Innā lahū lahāfizūn (sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” – Al-Hijr, 10) tidak dipenuhi, maka ketahuilah, bahwa Islam di zaman ini benar-benar akan tercabut dari dunia, dan hingga nama serta tanda-tandanya pun akan lenyap. Namun tidak, tidak akan terjadi demikian, Tangan terselubung Allah Ta'ala sedang melindunginya.

Saya menyesali dan merasa duka atas perkara ini, bahwa orang-orang yang menamakan diri mereka Islam (Muslim), untuk sekedar seperti gagalnya pernikahan pun mereka tidak mau memikirkan (merisaukan) tentang Islam. Dan saya benar-benar sering membaca, bahwa para perempuan Kristen pun ketika hendak meninggal dunia mewasiatkan ratusan ribu rupees untuk pelestarian serta pengembangan agama Kristen. Dan setiap hari kita menyaksikan bahwa mereka menggunakan kehidupan mereka untuk pengembangan Kristen. Ribuan tokoh missionaris pergi ke rumah-rumah bdan ke lorong-lorong. Dan bagaimana pun kesempatan yang diperoleh, mereka ke sana ke mari merampasi iman.

Seorang pun dari antara orang-orang Islam tidak kelihatan, bahwa ia mewasiatkan sekedar 50 rupees untuk pengembangan Islam, lalu mati. Yaa, untuk perkawinan-perkawinan serta adat kebiasaan duniawi tak terhitung yang dibelanjakan. Bahkan dengan meminjam utang pun mereka dengan senang hari menghambur-hamburkan uang untuk hal yang sia-sia. Namun hanya untuk Islam sajalahlah mereka tidak membelanjakan harta. Sangat disayangkan! Sangat disayangkan! Kondisi yang bagaimana lagi dari umat Islam yang patut dikasihi selain daripada ini?” 
 
(Malfuzhāt, jld I, hlm. 73-74)

0 komentar:

Post a Comment