Ahmadiyya Priangan Timur

.

Thursday, 12 February 2015

HAKIKAT PEPERANGAN ISLAM

“Allah Ta'ala melakukan suatu pekerjaan atas dasar beberapa hikmah (kebijaksanaan), dan di masa mendatang tatkala pekerjaan itu menimbulkan hujat (kritikan), maka Dia tidak akan meneruskan pekerjaan tersebut.

Pada awalnya Rasul Akram kita saw. tidak ada mengangkat pedang, namun demikian beliau terpaksa menanggung penderitaan yang sangat berat. Tigabelas tahun sudah cukup untuk membuat seorang anak kecil menjadi baligh (dewasa). Dan bagi Hadhrat Masih a.s., jika jangka waktu tersebut dikurangi sepuluh bagian (tahun) pun sudah mencukupi bagi beliau.

Pendeknya, dalam masa yang panjang itu segala macam penderitaan terpaksa harus dihadapi. Akhirnya beliau saw. pergi dari kampung halaman beliau. Beliau terus dikejar. Beliau pun berlindung di daerah lain, tetapi musuh tetap tidak membiarkan beliau di sana. Dan tatkala keadaan sudah seperti itu, maka untuk menyelamatkan orang-orang teraniaya dari penganiayaan orang-orang zalim (aniaya) turunlah perintah ini:

(Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, [yaitu] orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan Kami hanyalah Allah" – Al-Hajj, 40-41).

Yakni, “Mereka telah diserang dengan semena-mena, mereka diusir dari rumah mereka dengan sewenang-wenang, hanya karena mereka telah mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah”. Jadi, itulah yang menyebabkan telah diadakan (diizinkan) perang, selain dari itu beliau saw. tidak pernah mengangkat pedang.

Ya, pada zaman kita ini pena telah dihunus dalam menentang kita. Melalui pena kita telah dibuat menderita dan diserang dengan keras. Oleh karena itu sebagai bandingannya senjata kita pun adalah pena.” 
 
(Malfuzhat, jld I, hlm. 43-44 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).

Related Posts:

  • ARTI KATA RAMADHAN “Ramadh artinya panas matahari, di dalam bulan Ramadhan karena manusia bersabar dari makan, minum dan segenap kelezatan lainnya. Arti kedua, ia me… Read More
  • KETIDAK-ABADIAN DUNIA “Dunia adalah tempat yang fana (tidak abadi), akhirnya akan mati juga. Kebahagiaan terdapat pada perkara-perkara dīn (agama/keruhanian). Tujuan yan… Read More
  • PEMBENAHAN AKHLAK ”Keadaan akhlak hendaknya baik sedemikian rupa, yakni dengan niat baik memberi penjelasan kepada seseorang serta memberitahukan kesalahannya pada … Read More
  • TAKABBUR & PENYEMBAH BERHALA Orang-orang dengan bebas dapat berbicara pada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., mengenai hal itu beliau a.s. bersabda:  ”Bukanlah cara hidupku a… Read More
  • RAMADHAN BULAN PENUH BERKAT Pada tanggal 15 Januari 1981 Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkat (mubarak) [untuk banyak memanjatk… Read More

0 komentar:

Post a Comment