”Merupakan hal yang sangat penting bahwa untuk mengkhidmati agama kalian harus menguasai ilmu pengetahuan duniawi dengan baik -- dalam hal ini yang paling mutakhir – dan kalian harus berjuang untuk tujuan tersebut. Namun pada saat yang sama, aku ingin memperingatkan kalian -- dan hal ini berdasarkan pengalaman pribadiku – bahwa mereka yang telah berjuang untuk menguasai satu segi pengetahuan, dan mereka tidak punya waktu dan niat untuk mencurahkan sebagian waktu [bergaul] dengan orang-orang suci, atau mereka tidak memiliki cahaya ruhani pada diri mereka sendiri, mereka telah berbuat kesalahan dan menyimpang jauh dari Islam.
Bukannya menjadikan ilmu-ilmu tersebut sebagai hamba bagi Islam, mereka malah telah mencoba dengan sia-sia menjadikan Islam sebagai hamba bagi ilmu-ilmu tersebut, dan mereka mulai menganggap bahwa merekalah orang yang bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan agama. Tetapi kalian harus ingat, bahwa agama hanya dapat dikhidmati oleh orang-orang yang memiliki cahaya Tuhan pada diri mereka.
Sesungguhnya ilmu-ilmu (sains) ini sedang diajarkan seperti kehidupan para padri (pendeta) dan dalam bentuk sebuah filsafat. Hasilnya adalah, bahwa seseorang yang mencoba menguasai ilmu-ilmu ini untuk sementara waktu ia tetap merupakan seorang Muslim yang mukhlis akibat adanya kesan baik yang dia dapatkan tentang agama ini -- untuk sementara waktu -- sebab kesan baik yang dia dapatkan tentang agama ini – tetapi kemudian dia mulai menjauh darinya. Kemudian tiba saat ketika dia meninggalkan semua ibadah Islam dan memutuskan dirinya dari hal itu
Beberapa dari mereka yang telah menguasai ilmu-ilmu ini telah menjadi pemimpin Negara, tetapi mereka tidak memahami rahasia dan semua masalah penting ini Sebab pencapaian akan ilmu-ilmu ini dapat berguna hanya jika seseorang itu sangat mukhlis dan berkeinginan mengkhidmati agama dan telah menjadi sahabat seorang yang telah diberkati ilmu samawi.”
Bukannya menjadikan ilmu-ilmu tersebut sebagai hamba bagi Islam, mereka malah telah mencoba dengan sia-sia menjadikan Islam sebagai hamba bagi ilmu-ilmu tersebut, dan mereka mulai menganggap bahwa merekalah orang yang bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan agama. Tetapi kalian harus ingat, bahwa agama hanya dapat dikhidmati oleh orang-orang yang memiliki cahaya Tuhan pada diri mereka.
Sesungguhnya ilmu-ilmu (sains) ini sedang diajarkan seperti kehidupan para padri (pendeta) dan dalam bentuk sebuah filsafat. Hasilnya adalah, bahwa seseorang yang mencoba menguasai ilmu-ilmu ini untuk sementara waktu ia tetap merupakan seorang Muslim yang mukhlis akibat adanya kesan baik yang dia dapatkan tentang agama ini -- untuk sementara waktu -- sebab kesan baik yang dia dapatkan tentang agama ini – tetapi kemudian dia mulai menjauh darinya. Kemudian tiba saat ketika dia meninggalkan semua ibadah Islam dan memutuskan dirinya dari hal itu
Beberapa dari mereka yang telah menguasai ilmu-ilmu ini telah menjadi pemimpin Negara, tetapi mereka tidak memahami rahasia dan semua masalah penting ini Sebab pencapaian akan ilmu-ilmu ini dapat berguna hanya jika seseorang itu sangat mukhlis dan berkeinginan mengkhidmati agama dan telah menjadi sahabat seorang yang telah diberkati ilmu samawi.”
(Malfuzhāt, jld.I, hlm. 66).
0 komentar:
Post a Comment