Tujuan dan intisari hakikat salat adalah doa, dan memanjatkan doa sangat sesuai dengan hukum kudrat Allah Ta’ala. Mislnya kita secara umum melihat, bahwa tatkala seorang bayi menangis-nangis dan menampakkan kegelisahannya, maka betapa sang ibu menjadi tidak tenang lalu memberikan susu kepada bayi itu.
Antara Tuhan dengan hamba juga terdapat hubungan semacam itu, yang tidak dapat dipahami oleh setiap orang. Ketika seorang manusia menjatuhkan diri di hadapan pintu Allah Ta’ala, dan dengan merendahkan diri serta dengan isak tangis menyampaikan keadaannya, serta memohonkan kebutuhan-kebutuhannya, maka kasih-sayang Allah Ta’ala pun akan bergejolak, dan orang yang seperti itu akan dikasihi. Susu karunia dan kasih-sayang Allah Ta’ala juga menghendaki adanya tangis, karena itu hendaknya ditampilkan mata yang menangis.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 352).
0 komentar:
Post a Comment