Ahmadiyya Priangan Timur

.

Saturday 14 February 2015

KEUNGGULAN BAHASA ARAB

”Bahasa Arab adalah sesuatu yang menakjubkan. Kata ribāth yang tampil di dalam ayat tersebut – yang menyinggung tentang peperangan dan pertempuran duniawi serta mengenai falsafah seni berperang- di situ juga menampilkan hakikat dan keindahan mengenai pertempuran batiniah dan peperangan nafsu (jiwa) yang berlangsung secara ruhani.

Ini merupakan satu rangkaian yang menakjubkan. Oleh karena itulah bahasa Arab disebut induk segala bahasa, yakni, bahasa ini menampilkan fungsi-fungsi yang tidak mungkin dapat ditampilkan oleh bahasa lain. Dan insya Allah, makrifat-makrifat ini akan tampil dengan jelas dan mendalam melalui [buku] Minanur-Rahmān, yaitu yang belakangan ini sudah aku mulai mengenai keunggulan bahasa Arab dan pembuktiannya sebagai induk segala bahasa. Dan akan diketahui bahwa penelitian-penelitian orang-orang Eropa sama-sekali tidak berguna dan tidak sempurna. Dan mereka juga akan mengetahui bahwa induk bahasa-bahasa yang sudah lenyap ditemukan pada zaman ketika shadaqat-shadaqat dīniyah (kebenaran-kebenaraan agama/ruhani) lainnya yang sudah hilang ditemukan kembali. Itulah bahasa Arab.

Ringkasnya, bahasa Arab juga menampakkan tatanan ruhaniah dalam tatanan jasmaniah Sebabnya adalah perkara-perjara jasmani dan hal-hal yang menyangkut jasmani juga memberikan kesaksian bagi kita, dan kita dengan sangat mudah dapat memmahami hakikat perkara-perkara itu.

Jadi, dengan menamsilkan (mengumpamakan) perkara-perkara itu menjadi tidak sulit lagi untuik memahami falsafah perkara-perkara ruhani. Dan ini merupakan karunia dan berkat istimewa dari Allah Ta’ala, Yang telah menurunkan cahaya makrifat pada masa kegelapan ini, menggiring orang-orang yang tersesat kembali ke jalan benar.Dan Dia telah memperlihatkan jalan serta cara yang hingga saat ini masih merupakan rahasia.

Apakah itu? Itulah …….. (pengambilan dalil) dari falsafah dan hakikat bahasa Arab. Beberkatlah orang-orang yang menghargai karunia Allah Ta’ala dan yang siap untuk mengambilnya.” 
 
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 57).

0 komentar:

Post a Comment