“Allah Ta’ala Maha Pengasih, dan betapa ini merupakan suatu khazanah. Yakni uang kecil pun dapat terkumpul, demikian pula uang besar dan uang emas. Tidak ada ancaman pencuri dan tidak ada bahaya bahwa akan jatuh miskin. Ada di dalam hadits, bahwa jika seseorang membuang duri yang terdapat di tengah jalan maka pahalanya akan diberikan kepada orang itu. Jika ada yang menimba air satu ember lalu dia berikan ke rumah saudaranya maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahalanya.
Jadi, ingatlah, jalan yang di dalamnya manusia tidak akan pernah gagal adalah jalan Allah. Jalan besar dunia (duniawi) adalah suatu jalan dimana manusia dapat tergelincir setelah melangkahkan kaki di atasnya, dan di situ terdapat batu-batu besar kegagalan. Orang-orang yang telah meninggalkan tampuk kerajaan mereka ternyata mereka bukanlah orang-orang bodoh, misalnya Ibrahim ‘Azham, Syah Syuja’, dan Syah ‘Abdul ‘Aziz yang juga disebut Mujaddid. Mereka melepaskan kekuasaan, kerajaan dan kemuliaan dunia, sebabnya adalah di situ terdapat ketergelinciran pada setiap langkah.
Allah Ta’ala adakah sebuah “permata”, setelah meraih makrifat-Nya manusia akan melihat benda-benda duniawi dengan sangat rendah dan hina sedemikian rupa, sehingga untuk melihatnya pun terpaksa harus memaksa dan merusak kalbu. Oleh karena itu carilah makrifat Allah Ta’ala, dan langkahkan kaki ke arah-Nya, sebab di situ terletak kesuksesan.”
(Malfuzhat, jlid I, hlm. 145).
0 komentar:
Post a Comment