"Tum log muttaqi ban jao aor taqwa ki baariik raahung par calo to khuda tumhaare saath hoga“ Jadilah kalian orang-orang mutaki dan tempuhlah jalan-jalan halus ketakwaan, maka Allah akan menyertai kalian."
Hal itu menimbulkan suatu rasa perih yang mendalam di hatiku, yakni apa yang harus aku perbuat agar Jemaatku menerapkan takwa dan thaharat (kebersihan/kesucian) yang sejati. Aku begitu banyak berdoa sehingga dalam berdoa dan berdoa itu rasa letih menguasai diriku, dan kadang-kadang sampai tidak sadarkan diri serta sampai seperti hampir mati.
Selama suatu Jemaat belum menjadi mutaki (bertakwa) pada pandangan Allah Ta’ala maka pertolongan Allah Ta’ala tidak akan dapat menyertai mereka. Takwa merupakan intisari ajaran-ajaran segenap Kitab Suci Taurat dan Injil. Quran Karim telah menzahirkan kehendak agung dan keridaan (?) penuh Allah Ta’ala hanya di dalam satu kata itu.
Aku juga berpikir untuk memisahkan dari kalangan Jemaatku orang-orang yang merupakan mutaki sejati dan yang mendahulukan agama daripada dunia, serta yang memutuskan hubungan dengan apa pun, lalu menjalin hubungan dengan Allah. Dan aku ingin menyerahkan beberapa tugas keagamaan kepada mereka, kemudian aku tidak akan mempedulikan sedikit pun orang-orang yang tenggelam dalam kesibukan dunia, dan yang siang-malam mencari dunia yang bagaikan bangkai itu.”
(Malfuzat, jld. I, hlm. 303).
0 komentar:
Post a Comment