“Sebagian orang mengatakan, “Apakah kita harus menjadi wali?” Sangat disayangkan, mereka sedikit pun tidak menghargai. Tidak diragukan lagi bahwa manusia adalah untuk menjadi wali (sahabat Tuhan). Jika dia berjalan di atas shiratal-mustaqim” (jalan lurus) maka Tuhan pun akan bergerak menuju kepadanya. Dan kemudian pada suatu tempat (martabat) dia akan menemui-Nya. Gerakannya ke arah Allah Ta’ala – walau bagaimana pun pelahannya – namun sebaliknya gerakan Allah Ta’ala akan sangat cepat. Ayat berikut ini mengisyaratkan kepada hal itu:
Jadi, apa saja yang telah aku wasiatkan pada hari ini ingatlah, bahwa hanya di situlah terletak najat (keselamatan). Hubungan kalian sebagai makhluk dengan Tuhan hendaknya sedemikian rupa, di mana di dalamnya benar-benar. Ringkasnya, dengan itu kalian harus menjadi bukti penyempurnaan ayat:
“Dan tentang orang-orang yang berjuang untuk bertemu dengan kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunyuk kepada mereka” - Al-Ankabut, 70
Dan Dia akan membangkitkannya di tengah-tengah suatu golongan lain di antara mereka yang belum pernah bergabung dengan mereka” – Al-Jumu’ah, ayat 3
(Malfuzhat, jld I, hlm. 45-46 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897).
0 komentar:
Post a Comment