Ahmadiyya Priangan Timur

.
Showing posts with label Al-Wahid. Show all posts
Showing posts with label Al-Wahid. Show all posts

Thursday, 2 July 2015

Kelas Tarbiyat 2015 : 3 Wilayah 2 Lokasi 1 Semangat

Dilaporkan oleh : Syihab Ahmad


Citeguh - Di bulan ramadhan 1436 H ini Jemaat Ahmadiyah gabungan tiga wilayah besar di Jawas Barat mengadakan kegiatan pesantren ramadhan atau yang lebih dikenal dengan nama Kelas Tarbiyat bagi anak-anak usia Sekolah Dasar kelas 4 hingga mahasiswa. Acara ini diadakan selama seminggu penuh di dua lokasi yang berdekatan yaitu Jemaat Wanasigra dan Jemaat Nagrak yang sama-sama berada di Desa Tenjowaringin.

Kelas Tarbiyat yang dimulai pada hari Senin, 22 Juni 2015 ini diikuti oleh 716 peserta dari wilayah Jabar 5 (Priangan Barat), Jabar 6 (Garut), dan Jabar 7 (Priangan Timur). Selama satu minggu penuh para peserta dibimbing serta diberikan tarbiyat secara khusus. Peserta dibagi ke dalam 4 tingkatan kelas. Karena cukup banyak peserta masing-masing tingkatan dibagi lagi dalam beberapa ruangan. Peserta putra dibagi ke dalam 11 ruangan di Jemaat Wanasigra dan peserta putri 13 ruangan di Jemaat Nagrak.


Setiap harinya para peserta memasuki kelas untuk menerima pelajaran mulai pukul 8 pagi. Pelajaran yang diterima oleh mereka diantaranya yaitu Akhlak Fadhilah, Fiqh, Aqidah, Ilmu Kalam, serta Tarikh Islam dan Ahmadiyah. Kelas Ta’lim ini dilaksanakan hingga pukul 12 siang yang bertepatan dengan waktu Sholat Zuhur.  Watu ba’da Zuhur hingga menjelang magrib diisi dengan berbagai aktivitas seperti perlombaan-perlombaan rohani, games, serta evaluasi yang dilaksanakan oleh para mentor. Malam hari tidak ada kegiatan khusus karena para peserta harus mengikuti sholat tarawih berjama’ah. Kegiatan lain yang rutin dilaksanakan pada kesempatan ini adalah tadarus Al-Qur’an yang dilaksanakan per hizeb setiap selesai melaksanakan Sholat Subuh.
 
Di sela-sela kegiatan kelas tarbiyat ini pun sempat dilaksanakan seminar Rishta Nata yang mengikut sertakan para peserta Khuddam dan Lajnah. Kegiatan yang dibimbing oleh para Muballighin ini menekankan kepada para anggota Khuddam dan Lajnah akan pentingnya pernikahan sesama muslim Ahmadi. Pertemuan ini meningkatkan antusias para peserta karena topik yang diangkat sangat erat dengan kehidupan mereka sehari-hari.
 
Akhirnya pada hari Minggu, 28 Juni 2015 “kemah rohani” para pemuda Ahmadiyah ini ditutup dengan tanya jawab berhadiah yang dipandu oleh para panitia, muballighin, dan pengajar serta pembagian hadiah bagi para juara kelas dan pemenang perlombaan-perlombaan selama Kelas Tarbiyat ini berlangsung. Diharapkan setelah kelas tarbiyat ini timbul kecintaan yang lebih mendalam pada generasi penerus Jemaat Ahmadiyah khususnya di tiga wilayah di Jawa Barat ini.

Friday, 10 April 2015

IFI, UPI, dan Al-Wahid : Bahasa Perancis Di Penjuru Tasikmalaya


Dilaporkan oleh : Raissa Nurul Siddiqa

 Wanasigra - Di Kamis pagi yang cerah, hari ke 9 di bulan April. Siswa Al-Wahid khususnya  jurusan sosial, serta para guru, menyambut kedatangan tamu yang berasal dari IFI(Institut Français Indonesia) dan dosen pendidikan bahasa Perancis, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Barisan para siswa yang tersenyum hangat dan sapaan “halo” dengan bahasa Perancis mengantarkan Monsieur Louis, Madame Marie,  Ibu Iim, dan Ibu Ratri ke ruangan dimana acara itu akan berlangsung.

Setelah semua memasuki ruang multimedia, Teguh dan Resa yang sama-sama berasal dari kelas XI IPS membacakan susunan acara menggunakan bahasa Perancis. Acara pertama yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya, semua orang yang berada dalam ruangan berdiri dengan tegap dan khidmat saat menyanyikannya lalu dilanjut dengan Mars Al-Wahid yang hanya dinyanyikan oleh paduan suara, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang diartikan ke dalam bahasa Perancis oleh siswa kelas XII IPS. Setelah itu, Fauziah Halimah dengan gugup berbicara beberapa hal tentang Al-Wahid yang walaupun gugup, Fauziah tidak lupa untuk melukiskan senyumnya yang manis. Setelah Fauziah, penampilan kelas XI Putri ini diteruskan dengan pembacaan puisi yang dibawa oleh Rina Susana dan Isma Amatul Haviz. Setelah penampilan dari siswa-siswi Al-Wahid, Kepala Sekolah yang sekaligus guru bahasa Perancis, Bapak Cecep Ahmad Santosa menyampaikan sambutannya menggunakan bahasa Perancis yang  fasih. 

Setelah pembukaan dari pihak Al-Wahid, barulah Monsieur Louis Presset yang datang ke Al-Wahid bukan tanpa sebab tapi untuk mempromosikan IFI sebagai lembaga yang dapat memfasilitasi para siswa yang punya keinginan untuk dapat berbahasa Perancis atau ingin melanjutkan studi ke negeri menara Eiffel itu dan memotivasi murid Al-Wahid untuk belajar bahasa asing ini berbicara di hadapan murid Al-Wahid. Dengan bantuan Ibu Iim sebagai penterjemah, Monsieur Louis memperkenalkan diri. Monsieur Louis ini adalah direktur IFI yang berada di Bandung dan seorang Konsulat Negara Perancis. Beliau merasa tersanjung dan senang berkunjung ke Al-Wahid ini, “Tidak disangka, sekolah yang letaknya lumayan jauh ini para siswanya mempelajari bahasa Perancis”  begitu katanya. Beliau juga mengatakan bahwa sekolah Al-Wahid ini seperti surga mengingat lokasinya yang berada di daerah persawahan nan hijau. Ibu Dr.Iim yang merupakan Kepala Studi Pendidikan Bahasa Perancis di UPI ini menambahkan, “SMA Al-Wahid ini adalah satu-satunya sekolah yang berada di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya yang mengajarkan bahasa Perancis”. Sebuah nilai plus yang juga menjadi kebanggaan SMA Plus Al-Wahid. Di SMA Al-Wahid sendiri pelajaran bahasa Perancis sudah ada sejak tahun 2003 ketika Bapak Cecep mulai mengajar disana.

Usai Monsieur Louis menjelaskan beberapa hal tentang IFI, kini giliran Madame Marie dan Ibu Ratri yang mana pengajar di IFI juga, menjelaskan tentang pendidikan di Perancis. sebelumnya siswa-siswi Al-Wahid diperlihatkan sebuah video animasi yang menjelaskan tentang apa saja yang ada di Perancis. Ibu Ratri menjelaskan bagaimana caranya agar bisa bersekolah di Perancis dengan gratis dengan mendapatkan beasiswa. Madame Marie pun dengan antusias menjelaskan apa saja yang harus dipersiapkan jika para siswa ingin melanjutkan studinya di Negara tempat kelahiran Napoleon Bonaparte ini. Jika ingin melanjutkan studi di Perancis tidak harus mengambil jurusan Bahasa Perancis tetapi bias dalam jurusan apa saja karena Perancis sendiri memilki beberapa Universitas terbaik di dunia yang memiliki banyak sekali jurusan. 
Monsieur Louis, Dr. Iim dan Bapak Cecep
Asik membicarakan tentang sekolah di Perancis, tak terasa jarum di jam sudah menunjukkan pukul 11. Ibu  Iim mengatakan bahwa ini sudah waktunya untuk berpamitan. Beliau mengatakan akan ada kerja sama yang dijalin antara IFI, UPI, dan Al-Wahid. Langkah awal adalah akan ada kunjungan dari para mahasiswa UPI jurusan Bahasa Perancis ke SMA  Al-Wahid dalam waktu dekat. Beliau juga memotivasi murid Al-Wahid untuk terus mempelajari bahasa Perancis. Sebelum kepulangannya, mereka memberi murid alwahid kenang-kenangan berupa notebook dan stiker. Motivasi itu akan tertanam di dalam diri para Alwahidians untuk bersekolah di Perancis suatu hari nanti. Semua yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin jika kita berusaha. Merci beaucoup, monsieur! 

Tuesday, 31 March 2015

Character Building Camp SMA Plus Al-Wahid

dilaporkan oleh : Tahirah Sulh Amatunnaim

Wanasigra - Kemah karakter, itulah nama yang di berikan oleh Wakasek Humas SMA Plus Al-Wahid, Bapak Dodi Kurniawan untuk kegiatan yang di selenggarakan pada tanggal 26-27 Maret 2015 di SMA Plus Al-Wahid. Kemah karakter yang bertemakan Pendidikan Karakter Sesuai Dengan Ajaran Islam ini, merupakan salah satu program kerja OSIS SMA Plus Al-Wahid masa bakti 2014/2015. Kegiatan yang menginduk pada seksi kerohanian OSIS SMA Plus Al-Wahid ini, dimulai pada hari Kamis, 26 Maret 2015 pada pukul 13.00 WIB. Walaupun saat itu hujan mengguyur kampung Wanasigra dengan derasnya, tetapi tidak mengurangi rasa antusias para siswa/i SMA Plus Al-Wahid untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh tim murattal kelas X putra, dilanjutkan dengan pembacaan syair oleh tim syair kelas XI putri, kemudian sambutan dari Kepala Sekolah SMA Plus Al-Wahid, Bapak Cecep Ahmad Sentosa yang merasa senang dengan diselenggarakannya kegiatan ini dan bangga karena kegiatan ini sepenuhnya dilaksanakan dan dipersiapkan oleh para siswa sendiri. Tak lupa juga, sambutan dari Ketua OSIS, Afdal Hidayat yang berasal dari Papua kemudian laporan dari Ketua Pelakasana. Acara pun dibuka dengan doa pembuka yang di pimpin oleh Mubaligh Pembina SMA Plus Al-Wahid, Mln. Nur Ahmad Firmansyah.
 
Setelah dibuka maka acara pun masuk kepada intinya. Untuk pemateri sesi pertama yaitu Bapak H. Muhammad Raffi, beliau merupakan narasumber yang berasal dari Cimahi, Bandung. Seorang motivator profesional. Dalam kesempatan ini, beliau memberi arahan kepada seluruh peserta tentang penting nya memiliki tujuan hidup dan pentingnya karakter mulia bagi generasi Ahmadi. Anak-anak Ahmadi harus memiliki target dalam hidup mereka dan inilah nanti yang membentuk karakter mereka. Kalau karakter positif yang menempel maka hasil yang diperoleh pun akan positif.  Dengan gayanya yang santai dalam memberikan materi membuat seluruh peserta menjadi lebih bersemangat, selalu saja ada gelak tawa di tengah pemberian materi tersebut. Pukul 17.00 WIB, seluruh peserta beristirahat, untuk makan sore dan persiapan Shalat Magrib.
 
Materi sesi 2, dimulai pukul 19.00 WIB, dengan Bapak Udi Marsono sebagai pematerinya. Pada sesi ini, seluruh peserta di ajak untuk merelaksasi saraf-saraf mereka. Seluruh peserta diminta untuk terlentang dan menutup kedua matanya, dengan keadaan lampu yang dipadamkan. Di tengah kegelapan, alunan syair pun diperdengarkan, dan dengan diiringi wejangan dari beliau, tentang betapa penting nya  berkhidmat kepada kedua orang tua. Hampir seluruh siswi menitikan air matanya karena ingat kepada kedua orang tua mereka. Apalagi bagi siswi yang jauh dengan kedua orang tuanya.
 
Setelah selesai melakukan relaksasi, untuk mengembalikan keceriaan peserta, Bapak Muhammad Raffi mengajak seluruh peserta untuk menyanyikan Mars SMA Plus Al-Wahid, rasanya begitu khidmat sekali ketika menyanyikan mars bersama. Sebelum peserta di persilahkan untuk istirahat malam, diadakan acara perpisahan dengan kedua pemateri yang telah bersedia hadir di acara tersebut. Tak lupa, pemberian cinderamata diberikan oleh Kepala Sekolah SMA Plus Al-Wahid. Kemudian setelah itu, seluruh peserta dipersilahkan untuk istirahat malam.
 
Pukul 03.30 wib, sang mentari masih bersembunyi, udara dingin rasanya begitu menelusup ke dalam tubuh, ditengah indah nya sepertiga malam, seluruh peserta melaksanakan tahajud bersama. Rasanya udara yang begitu dingin, kalah dengan hangatnya kebersamaan dan rasa khusyu saat Tahajud berjamaah. Setelah Sholat Subuh Daaniyal siswa kelas XII memberikan daras Subuh dengan tema kesederhaan Rasulullah saw. yang harus dicontoh oleh seluruh generasi muda Islam. Rasa kantuk di pagi hari sirna ketika panitia memberikan bubur kacang hijau yang masih hangat kepada seluruh peserta. Pukul 06.00 WIB seluruh peserta telah siap untuk mengikuti senam pagi yang dipimpin oleh Sultan Mubarak Ahmad dan Asep Hermawan, dengan gaya mereka yang khas dalam menjadi inspektur senam. Suasana yang santai membuat seluruh peserta lebih ceria lagi. Fisik sehat, hati pun senang. Setelah sejenak menggerakkan badan para peserta pun diajak berjalan santai ke tempat yang tidak terlalu jauh dari sekolah.
 
Pukul 8.30 setelah sarapan maka menginjak acara terakhir pada kegiatan ini yaitu penutupan. Pada kesempatan ini disampaikan kesan pesan dari perwakilan peserta, "Acara ini sangat mengesankan. Pengajian OSIS kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Mubarak untuk seluruh pengurus OSIS, sebagai panita pelaksana kegiatan ini" ucap salah satu perwakilan peserta. Dan yang terakhir, doa penutup yang dipimpin oleh mubaligh pembina SMA Plus Al-Wahid untuk mengambil berkah dari kegiatan ini. Dan tak lupa, untuk tetap menjaga silaturahim antar peserta dilakukan mushafahah sebelum akhirnya seluruh peserta pulang kembali ke rumahnya masing-masing.
 
Walaupun, kurang dari 24 jam saja, waktu yang mereka habiskan bersama. Namun rasanya itu bisa menambah rasa kebersamaan dan hangatnya rasa kekeluargaan di sekolah, apalagi untuk siswa kelas XII yang akan meninggalkan SMA Plus Al-Wahid dalam waktu dekat. Tak ada yang lebih indah dan hangat daripada kebersamaan.

Wednesday, 4 March 2015

Pelajari Ahmadiyah Pemuda Singapura Live-in di Wanasigra

Wanasigra - Sabtu, 24 januari 2015 menjadi hari yang bersejarah bagi Razi Uddin, Khuddam asal Singapura yang selalu setia memakai kaca matanya itu, untuk pertama kalinya menapakkan kaki di Kp. Wanasigra, Tenjowaringin-Salawu, Kab. Tasikmalaya. Khuddam yang akrab di panggil Razi ini akan menjalani live-in selama satu bulan di Kp. Wanasigra dan ikut belajar di SMA Plus Al-Wahid. Bapak Mubarik Ahmad, pamannya yang berasal dari Indonesia yang merekomendasikan agar Razi tinggal dan belajar di Wanasigra, khususnya di SMA Plus Al-Wahid.

Tujuan pemuda berperawakan tinggi ini untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an, Bahasa Arab, dan tentunya mempelajari ke-Ahmadiyahan. Selama satu bulan, pria yang lahir pada tanggal 17 oktober 1997 ini, tinggal di rumah Bapak Dodi Kurniawan, salah satu guru SMA Plus Al-Wahid yang rumahnya pun tak jauh dari tempat beliau mengajar. Bapak Dodi, juga adalah guru yang membantu Razi untuk belajar Bahasa Arab. Selain Pak Dodi, ada beberapa guru yang juga membantu, seperti Muballigh Pembina SMA Plus Al-Wahid, Mln. Nur Ahmad Firmansyah, yang mengajarkan tentang ke-Ahmadiyah-an. Penggemar sepakbola ini mengatakan ilmu yang ia dapatkan sangat banyak. Ia menjadi lebih memahami soal Ahmadiyah yang ternyata cukup besar di Indonesia.

Putra ke-3 dari 5 bersaudara ini, memberikan kesan pertamanya saat tiba di Kp. Wanasigra, ia bilang bahwa disini udaranya dingin, suasana alamnya masih alami, berbeda dengan di negeri singa yang udaranya panas. Walaupun sempat sakit tetapi ia akhirnya dapat beradaptasi dengan cuaca disana. Selain itu, Razi pun berkisah bahwa pada awalnya ia merasa takut, jikalau siswa/siswi SMA Plus-Alwahid tidak mau berteman dengannya, tidak mau bergaul dengannya, karena perbedaan budaya, dan tentunya karena mereka dari negara yang berbeda pula. Namun, setelah menjalani live-in selama kurang lebih empat minggu, ternyata justru kebalikan dari apa yang ia pikirkan sebelum nya. Selama disana, ia pun belajar bahasa sunda dari orang-orang di sekitarya. Tamu istimewa ini pun mengaku menyukai Siomay, juga merasa aneh dengan rasa Tempe karena tidak pernah ia makan selama di Singapura.



Di SMA Plus Al-wahid, Razi mempunyai banyak teman. Kebanyakan temannya adalah yang berasal dari Asta (Asrama Tahir Ahmad). Setiap hari ia habiskan bersama teman-teman barunyya. Mereka Tahajud, Shalat berjamaah, mengaji, belajar menghafal Al-Qur’an bersama-sama. Berbagai macam kegiatan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya ia rasakan seperti ngaliwet, ia ikut bersama-sama siswa Al-Wahid lainnya makan bersama di atas daun pisang.

Banyak kenangan yang indah namun ujung pertemuan pun tiba. Apadaya, putra dari Tuan Kamaruddin ini memang harus kembali ke tanah airnya untuk melanjutkan pedidikan. Pada bulan desember tahun lalu (2014) Razi telah menyelesaikan pendidikannya di Yio Chu Kang Secondary School, dan pada bulan April mendatang Razi melanjutkan pendidikan nya di Polytechnic National Singapore.
ahmadiyya-singapore

Razi meninggalkan Wanasigra pada tanggal 19 februari 2015. Di jam-jam terakhir kepulangannya, ia masih sempat mengikuti kegiatan pekan Nasirat dan Athfal di cabang Wanasigra sekaligus memperingati Hari Muslih Mau’ud ra.

Tentu banyak hal yang tak akan ia lupakan dengan mudahnya, "Saya pikir saya tidak akan pernah melupakan ketika saya tinggal di Wanasigra, terutama teman-teman saya, guru-guru yang sudah membimbing saya, serta orang-orang yang ada di sekitar saya.” Itu yang ia sampaikan ketika ditanya bagaimana perasaannya ketika hendak meninggalkan tempat yang memberikan kenangan selama satu bulan ini.

Pemuda dari negeri jiran ini juga menyampaikan pesan nya untuk teman-temannya di SMA plus Al-Wahid, "Pesan saya untuk teman-teman di SMA Plus Al-wahid, apapun yang terjadi, apapun yang sedang kalian pelajari sekarang, jangan mengeluh, segala sesuatu mempunyai proses, setiap apapun yang kalian lakukan mempunyai konsekuensi, jangan menyerah, tetap kejar impian kalian untuk menuju kesuksesan. Oke?”

Begitulah, setiap pertemuan, ada perpisahan. Setiap ada yang pergi, pasti akan ada yang datang. Semoga perpisahan ini menjadi awal dari pertemuan yang selanjutnya. Kejarlah mimpi-mimpi besar kalian, hingga pada satu titik, ketika Allah mengizinkan, Allah akan mempertemukan kalian lagi. (Tahirah)
ahmadiyya-singapore

Sunday, 22 February 2015

Dua Mutiara SMA Plus Al-Wahid pada Olimpiade Sains

Wanasigra - Pagi itu tepatnya hari rabu tanggal 11 Pebruari 2015, mentari yang kala itu bersinar dengan terangnya menemani perjalanan ke 23 siswa-siswi SMA Plus Al-Wahid yang hendak mengikuti OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) seolah-olah memberikan harapan cerah bagi mereka. OSK ini diadakan di SMA Negeri 1 Singaparna. Mereka tampak siap berjuang demi sekolah tercinta  mereka SMA Plus Al-Wahid. Pagi itu mereka berangkat dengan penuh harapan dan iringan do’a dari teman-teman, para guru, dan orang tua mereka. Rombongan berangkat dengan guru pembimbing Ibu Nia dan Bapak Dodi yang akan menemani mereka di OSK nanti.

Rombongan putra dan putri berangkat dengan kendaraan terpisah. Gelak tawa masih terlihat di wajah para siswa yang akan bertempur di meja ujian olimpiade sains siswa SMA se-kabupaten Tasikmalaya ini. Para guru pembimbing dapat mencairkan suasana tegang yang menghampiri para siswa tersebut.
Setelah sampai disana para peserta OSK mengikuti upacara pembukaan dengan pembina upacaranya yakni Bapak Drs. H. Bartis Sumargana, M.Pd (Kabid Dikmen Kabupaten Tasikmalaya). Begitu upacara selesai, para peserta dipersilahkan memasuki ruangan kelas.

Selama 2 jam mereka harus berkutat dengan berbagai macam soal yang cukup memeras otak anak-anak ini. Segenap kemampuan pun sudah dikerahkan dan tinggal menunggu hasil dari kerja keras mereka. Dua hari setelah penyelenggaraan olimpiade sains tersebut keluarlah hasil yang ditunggu-tunggu. Dan tanpa diduga-duga SMA Plus Al-Wahid meraih prestasi yang cukup membanggakan. Dua orang perwakilan sekolah menengah yang berada di perbatasan Tasikmalaya dan Garut ini mendapatkan peringkat pertama dan kedua dalam bidang berbeda pada event se-Kabupaten Tasikmalaya itu. 

Kedua orang itu adalah Teguh Ahmad Cheema yang mendapatkan peringkat pertama TIK (Teknologi Informasi dan Komputer), dan Abdussalam yang menjadi runner-up di bidang Matematika.  Sebuah prestasi yang cukup membanggakan mengingat letak SMA Plus Al-Wahid yang berada di tengah-tengah desa dan persawahan. Mereka berdua pun akan menjadi wakil dari Kabupaten Tasikmalaya di Tingkat Provinsi Jawa Barat.

 Teguh Ahmad Cheema

Ada cerita inspiratif yang datang dari siswa kelas “dupays” atau XI IPS 1 yang bernama Teguh Ahmad Cheema. Siswa yang lahir di Tasikmalaya 24 november 1997 ini termasuk siswa yang juga menjadi salah satu perwakilan dari Sma Plus Al-Wahid untuk OSK di SMAN 1 Singaparna di bidang TIK.

Tahun lalu Teguh juga pernah mengikuti OSK di bidang yang sama yaitu TIK, namun sayang saat itu dia belum beruntung untuk melangkah ke tingkat provinsi. Akan tetapi tekadnya tidak pernah putus, dia masih ingin membuktikan bahwa Al-Wahid bisa menjadi yang terbaik. Teguh diberi waktu satu bulan untuk persiapan. Namun karena SMA Plus Al-Wahid kekurangan guru pembimbing di Bidang TIK, terpaksa  Teguh dan rekan-rekannya mencari tahu sendiri dengan cara mempelajari soal OSK tahun lalu serta mendownload kunci jawabanya di internet. Tidak habis akal  dia meminta Ibu Nia selaku guru matematika untuk ikut mengajarinya. Kebetulan soal TIK sekitar 70% adalah soal matematika.

Siswa yang tinggal di Citeguh ini begitu memanfaatkan satu bulan persiapanya itu untuk OSK dengan kerja kerasnya dan tentunya bantuan dari rekanya ia bisa mendapatkan medali emas di bidang TIK. Dia mampu mengalahkan 85  peserta lainya. Ketika ditanya bagaimana perasaanya saat mengetahui kalau dia menjadi siswa terbaik di bidang TIK, dia menjawab “ga nyangka sama pengumuman kalo aku bawa medali emas OSK dan rasanya bahagia banget”. Ya itulah rencana Tuhan, semuanya akan indah pada waktunya. Jika tahun lalu ia tidak lolos mungkin Tuhan memberi kesempatan untuknya bekerja lebih giat lagi.

Saat ini siswa yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ini mampu memberikan apa yang tidak bisa ia berikan tahun lalu kepada SMA Plus Al-Wahid ini, bahkan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Siswa yang berperawakan tinggi dan mempunyai kulit putih ini, memberikan kesannya terhadap SMA Plus Al-Wahidi,  “Sangat menyenangkan dapat bersekolah di SMA Plus Al-Wahid ini, perasaan lebih tentram, karena ternyata yang paling penting itu bukan fasilitas sekolah, atau yang lainnya tapi apakah kita nyaman bersekolah, mempunyai teman, dan semangat untuk belajar”. Lebih jauh megenai OSK tahun ini Teguh berpendapat, “Soal OSK tahun sekarang lebih gampang dari tahun sebelumnya”. Putra dari Bapak Soni Suwandi dan Ibu Heni Kartika ini memberikan motivasi untuk teman-temannya di SMA Plus Al-Wahid, “Terus berusaha agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, dan yang paling penting itu doa dan berusaha”.

Abdus Salam

“Waaahh...soalnya susah,banyak soal yang kurang yakin jawabannya, deg-degan juga”.  Begitulah yang ia katakan ketika sudah selesai mengerjakan soal matematika selama dua jam di SMA Negeri 1 Singaparna. Namun siswa kelas sepuluh ini  tetap optimis dan yakin soal yang ia jawab setidaknya ada beberapa yang benar. Abdus Salam, siswa yang lahir pada tanggal 30 Nopember 1998 di Tasikmalaya ini berangkat sekolah tiap paginya dengan berjalan kaki dari tempat tinggalnya, Pasir Mukti sekitar 1 kilometer dari Al-Wahid. 

Putra dari seorang penjahit ini merupakan siswa yang polos tetapi tekun. Ketekunanya  terlihat ketika bimbingan OSK selama satu bulan yangi hanya dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan. Ketika ditanya tentang kiat-kiat apa yang ia lakukan untuk sukses di OSK, ia menjawab, “Selain bimbingan dengan guru pembimbing, saya suka pergi ke warnet mencari soal-soal olimpiade dan mempelajari nya kemudian berdiskusi dengan rekan saya.” Dan ternyata usaha tekunnya membuahkan hasil, Alam mendapat peringkat ke 2 dari 108 peserta OSK bidang matematika. Alam bilang ia sangat terharu, bangga, dan tidak menyangka mengenai hasil yang didapatnya.
 
Siapa sangka, siswa yang suka memakai peci  dan mempunyai cita-ita menjadi pengusaha sukses ini, ternyata bisa memberikan harapan yang cerah bagi SMA Plus Al-Wahid. Ketika ditanya siswa yang menyukai mata pelajaran eksak ini, mengaku bahwa ia termotivasi oleh ungkapan Pak Dodi, “Sudah lama sejak tahun 2003 Al-wahid tidak lolos di OSK lagi. Kita sudah haus akan juara mudah-mudahan OSK tahun ini bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi SMA Plus Al-Wahid.” Mendengar kata-kata itu ia berusaha untuk mewujudkan harapan semua siswa SMA Plus Al-Wahid. 

Putra kedua dari dua bersaudara ini menyampaikan kesan saat sekolah di Al-Wahid, dimana putra Bapak Suparmin senang karena penjagaan pardah di SMA Al-Wahid, yang menjadikan suasana belajar disana tentram. Alam memberikan pesan kepada para siswa yang lain ”Meskipun Al-Wahid infrastukturnya agak kurang, tapi kita jangan pesimis, kita harus tetap belajar. Jadi Insya Allah hasilnya maksimal”. Dan yang terakhir, kunci sukses menurut Alam adalah percaya diri, belajar yang rajin, dan menikmati soal yang diberikan.

Tentunya, kita semua bangga akan kesuksesan Teguh dan Abdussalam di OSK tahun ini. Semoga mereka berdua bisa memberikan yang terbaik untuk SMA Plus Al-Wahid di jenjang yang selanjutnya. Mari kita doakan untuk keberhasilan mereka berdua. Dan mudah-mudahan OSK tahun ini merupakan awal yang baik bagi Al-wahid untuk keberhasilan OSK di tahun-tahun yang akan datang. Sehingga mejadikan siswa dan siswi SMA Plus Al-Wahid selain bertaqwa juga cerdas di bidang akademik. (Tahira)