”Jika kalian menginginkan supaya kalian meraih keberhasilan (kesuksesan) dunia dan akhirat, kalian memperoleh kemenangan atas hati orang-orang, maka terapkanlah kesucian, pergunakanlah akal, dan berjalanlah di atas petunjuk-petunjuk Kalām Ilahi, dan perbaiki (luruskan) diri kalian sendiri serta perlihatkan akhlak kalian kepada orang lain, barulah kalian akan berhasil (sukses)
Jadi, pertama-tama ciptakanlah hati kalian. Yakni jika kalian ingin menanamkan pengaruh terhadap hati [orang-orang lain] maka ciptakanlah potensi amaliah (kekuatan amal perbuatan), sebab tanpa amal perbuatan, kata-kata dan kekuatan manusia sedikitpun tidak dapat memberikan faedah.
Orang-orang yang berbicara melalui mulut mereka ratusan ribu jumlahnya. Banyak sekali orang-orang yang menyebut diri mereka maulvi dan ulama. Kemudian mereka naik mimbar dan memberikan nasihat ke sana ke mari seraya menyatakan bahwasanya mereka adalah naibur-rasul (wakil Rasulullah saw.) dan waritsul-anbiya (pewaris para nabi), lalu mengatakan, “Hindarilah takabur, keangkuhan, amal-amal buruk”, akan tetapi perbuatan-perbuatan mereka dan hal-hal negative yang mereka sendiri lakukan, takarannya dapat kalian ketahui melalui sejauh mana pengaruh (kesan) mereka terhadap hati kalian
(Malfuzhāt, j1d. I, h. 67).
0 komentar:
Post a Comment