“Jika satu orang saja pun tampil memiliki kalbu (hati) yang hidup sudah memadai. Hal ini aku paparkan secara jelas. Bukanlah kondisi diriku bahwa segala sesuatu yang aku katakan ini kepada kalian, hal itu aku katakan dengan niat supaya aku memperoleh pahala. Tidak. Aku merasakan suatu gejolak [kepedulian] dan keperihan yang amat sangat dalam diriku. Tidak tahu apa yang menyebabkan gejolak [kepedulian] itu timbul, namun tidak diragukan lagi bahwa gejolak ini tidak berhenti.
Oleh karena itu pahamilah oleh kalian ucapan-ucapan ini sebagai wasiat seseorang yang mungkin tidak akan berjumpa lagi dengan kalian. Amalkanlah sedemikian rupa, sehingga kalian menjadi satu contoh. Bagi orang-orang yang jauh dariku, jelaskanlah kepada mereka melalui pengamalan dan ucapan kalian. Jika tidak demikian dan tidak perlu mengamalkannya, maka katakanlah kepadaku, apakah artinya kalian datang ke sini?
Aku tidak menghendaki perubahan terselubung, yang diinginkan adalah perubahan yang nyata, supaya para penentang menjadi malu dan dari satu sisi supaya kalbu (hati) orang-orang memperoleh cahaya, serta supaya tidak ada harapan bagi mereka, sebab penentang itu berada dalam kegelapan.
Orang-orang yang sangat bejad datang dan bertaubat di tangan Rasulullah saw.. Apa sebabnya? Sebabnya adalah suri teladan agung yang terdapat di kalangan para sahabah r.a.,dan suri teladan mereka yang wajib diikuti itulah yang membuat orang-orang tersebut menjadi malu.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 148).
0 komentar:
Post a Comment