Ahmadiyya Priangan Timur

.

Monday 6 April 2015

Mesjid Sukasari Menjadi Simbol Pemersatu Umat

Dilaporkan oleh : Syihab Ahmad

Tenjowaringin - Sekitar seribu orang bergantian gotong-royong dalam proses pengecoran lantai dua Mesjid Al-Falah Sukasari, Desa Tenjowaringin Kecamatan Salawu Tasikmalaya. Tua, muda, laki-laki dan perempuan tumpah ruah dalam wikari amal bagian pertama yang dilakukan pada hari yang cerah tersebut.
 
Kegiatan wikari amal ini berlangsung pada hari Minggu, 5 Maret 2015. Masyarakat dari kampung-kampung sekitar Sukasari berdatangan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan masing-masing. Tidak hanya anggota Jemaat Ahmadiyah saja yang terjun dalam pengecoran mesjid ini, beberapa orang masyarakat yang bukan anggota Jemaat Ahmadiyah juga ikut serta dalam pembangunan salah satu mesjid terbesar di Desa Tenjowaringin ini.
 
Masyarakat di desa Tenjowaringin memang sudah biasa saling membantu satu sama lain. Perbedaan keyakinan tidak membuat warga terpecah-belah. Hal ini dapat terlihat dalam beberapa kali pembangunan mesjid. Baik itu mesjid milik Jemaat Ahmadiyah ataupun sebaliknya.
 
Ahmad Fatahuddin, DKM Mesjid Nurussalam Desa Sukamurni yang ikut membantu dalam wikari amal ini mengatakan bahwa dirinya dengan senang hati membantu. “Saya tidak diminta untuk datang kesini. Ini hanya keinginan saya membantu pembangunan mesjid yang juga termasuk amal jariah.” Kata beliau. “Sewaktu pembangunan mesjid Nurussalam pun anggota Jemaat Ahmadiyah membantu kami baik dari segi tenaga maupun materi.”
 
Bapak Ade Suryana, Ketua RT setempat pun mengatakan bahwa selama ini masyarakat cukup harmonis. Perbedaan ideologi tidak menjadi masalah yang berarti bagi masyarakat untuk saling membantu satu sama lain”

Pembangunan mesjid yang diperkirakan akan menghabiskan biaya 400 juta rupiah ini telah berlangsung sejak tanggal 20 Februari 2015. Diharapkan mesjid ini nantinya dapat menampung seluruh anggota di Jemaat Sukasari yang diperkirakan berjumlah tidak kurang dari 500 orang.
 
Semoga mesjid ini menjadi tanda perdamaian yang selalu terjalin di desa Tenjowaringin ini serta menjadi simbol sejati Islam yang dari awal diturunkan kepada Rasulullah saw. adalah untuk mengajarkan perdamaian kepada seluruh umat manusia.

0 komentar:

Post a Comment