Orang-orang dengan bebas dapat berbicara pada Hadhrat Masih Mau’ud a.s., mengenai hal itu beliau a.s. bersabda:
”Bukanlah cara hidupku agar aku duduk dengan sikap dingin dan menyeramkan, sehingga orang-orang menjadi takut seperti takut kepada binatang buas. Dan aku sangat benci untuk menjadi berhala. Aku justru datang untuk membasmi penyembahan berhala, bukannya untuk menjadi berhala sehingga orang-orang menyembahku.
Allah Ta’ala mengetahui bahwa aku sedikitpun tidak melebihkan diriku atas diri orang-orang lain, dan [melakukan] hal-hal yang menimbulkan kemarahan Allah, lalu menciptakan suatu perubahan hakiki dan melangkah maju ke depan serta menerapkan ketakwaan. Dalam hal ini pun Allah melimpahkan kasih-sayang-Nya, yakni tertibkanlah oleh kalian kebiasaan-kebiasaan manusiawi sehingga menjadi nilai-nilai yang beradab. Jangan kalian murka. Ambillah sikap ……. dan merendahkan diri.
Beriringan dengan perbaikan akhlak berikan jugalah sedekah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. [Mereka berkata], “Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan” – Ad-Dahr, 9-11
Ringkasnya, berdoalah dan bertaubatlah serta selalu memberi sedekah supaya Allah Ta’ala melimpahkan karunia dan anugerah-Nya kepada kalian.”
(Malfuzhat, jld. I, hlm. 208).
0 komentar:
Post a Comment